LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVERTEBRATA
FILUM PROTOZOA
OLEH
NAMA : DINA PRITAMI
NIM : 13 106 014
LOKAL : BIOLOGI A
KELOMPOK : VII
(TUJUH)
DOSEN
LIZA MEINI FITRI, M.Si
ASISTEN PENDAMPING
SALNI RIAU
WANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)
BATUSANGKAR
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
adalah Asisten Pratikum Taksonomi Invertebrata menyatakan bahwa: setelah
melihat, membaca, meneliti dan mempertimbangkan secara seksama, maka dengan ini
mengesahkan Laporan praktikum
Taksonomi Invertebrata Semester Genap Tahun Akademik 2015 Yang disusun oleh:
Kelompok VII:
Dina
Pritami : 13 106 014
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan laporan praktikum Taksonomi Invertebrata.
Batusangkar,
09 Maret 2015
Asisten
Pendamping
Salni Riau Wana
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan
syukur kepada Allah SWT penulisan laporan praktikum ini dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk
melengkapi tugas praktikum mata kuliah Taksonomi
Invertebrata.
Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
petunjuk, arahan dan motivasi serta bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Liza
Meini Fitri, M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah Taksonomi Invertebrata.
2.
Orang tua yang telah memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil untuk menyelesaikan laporan ini
3.
Hayati
, Kendati Irwandi, Nurlaila, Salni Riau Wana sebagai asisten praktikum
Taksonomi Invertebrata.
4.
Kepada teman-teman yang telah memberikan
semangat kepada saya
Penulis menyadari akan segala kekurangan dari laporan yang penulis
buat ini, penulis akan menerima
saran-saran perbaikan untuk kesempurnaan laporan berikutnya.
Semoga Allah SWT, Memberi Rahmat setiap perbuatan
kecil yang kita laksanakan dalam mengabdi kepada bangsa
dan negara melalui bidang pendidikan dan pengajaran.Amin
Batusangkar, 09
Maret 2015
Dina Pritami
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Campbell (2003) menyatakan bahwa lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini,
dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan
diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan
sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan
para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi
anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik
(yang hidup di air). Lautan yang kemungkinan merupakan rumah bagi sejumlah besar
filum hewan. Fauna air tawar sangatlah banyak , tetapi tidak sekaya
keanekaragaman fauna laut .
Dahulu para ilmuwan menganggap protozoa sebagai hewan yang pertama kali terbentuk di permukaan
bumi. Namun dalam perkembangannya ternyata anggapan tersebut sudah tidak tepat.
Meskipun demikian, penggunaan istilah protozoa masih dipertahankan untuk
suatu pengetahuan. Protozoa merupakan makhluk hidup uniseluler, jumlah
anggotanya banyak dan bersifat heterogen. Berdasarkan stuktur tubuh dan alat
geraknya, filum protozoa dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda,
Flagellata, Cilliata, Sporozoa. Protozoa dapat ditemukan dimana-mana
sehingga dikatakan bersifat kosmopolit. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah,
menduduki berbagai tingkat tropik.
Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
Namun demikian, protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas
tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran
tubuhnya antara 3-100 mikron. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola,
bulat memanjang dengan atau tidak adanya
flagel atau cillia, atau seperti
sandal.
Oleh karena itu, salah satu alasan dari dilaksanakannya
praktikum ini untuk mengetahui kelas apa saja pada protozoa yang ada di beberapa macam air atau mengenal
habitat dari protozoa itu sendiri.
1.2 Tujuan
Dari
latar belakang masalah diatas, maka tujuan praktikum adalah untuk mengenal
objek protozoa, menempatkan objek protozoa pada kedudukan taksonominya
dan mengenal habitat protozoa.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah
bisa mengetahui bentuk serta ciri-ciri dari Protozoa yang terlihat di bawah
mikroskop, mengetahui perbedan disetiap kelas protozoa, serta mengetahui bentuk-bentuk dari protozoa yang
dipraktikumkan seperti: (paramecium
dan euglena ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Protozoa
(Maskuri Jasin(1992). mengatakan bahwa filum protozoa merupakan
hewan yang tubuhnya terdri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa Latin yang berarti hewan yang pertama (proto = awal, zoon
= hewan). Hewan filum ini hidup di tempat
berair / tempat yang basah , misalnya di air tawar, air laut, air payau, dan
tanah, bahkan di dalam tubuh organisme lain. Protozoa ada yang hidup
bebas, komensal maupun parasit pada hewan atau
tumbuh-tumbuhan lain yang disebut sebagai protozoa
parasitik. Hewan ini ada yang hidup individual (soliter) dan ada pula yang
membentuk koloni.
Protozoa parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar
luas dan membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah
aseksual, tetapi terjadi juga pola-pola seksual yang kompleks (Fried H. George, 2006).
Protozoa memiliki alat gerak yang bermacam-macam
yaitu pseupodia, flagella, silia dan
bahkan tidak memiliki alat gerak. Pseupodia dibentuk dari bagian
ektoplasma, lalu endoplasma akan mengikuti. Flagella adalah ciri khas alat
gerak kelas Mastigospora. Sementara
silia merupakan ciri khas dari kelas ciliata.
Menurut M.Subandi (2012:118) mengatakan bahwa,
protozoa bereproduksi secara aseksual dan sexual. Secara asexual yaitu
dengan cara :
1.
Pembelahan : Satu sel membelah menjadi dua sel.
2.
Schizogony :Pembelahan berganda, nukleus membelah
beberapa kali sebelum pembelahan
sel. Satu sel membelah menjadi beberapa sel anak.
3.
Bertunas : Membentuk tunas dan melepaskan diri
dari sel induknya.
2.2.Klasifikasi
Protozoa
Menurut Sugiarto
Suwignyo (2005) pada protozoa
terdapat pembagian kelas yaitu 5 kelas, yaitu Sarcodina (Rhizopoda), Ciliata
(Infusoria), Mastigophora (Flagellata), Sporozoa, dan Suctoria.
2.2.1. Kelas Sacordina atau Rhizopoda
Pertama untuk kelas
Sarcodina, protozoa ini menggunakan pseupodia atau (pseudo = semu ,pous = kaki ) atau kaki semu sebagai alat gerak dan makan.
Sarcodina dibagi menjadi 4 ordo, yaitu amoeba, foraminifera, heliozoan, dan
radiolaria. Keempat ordo ini menunjukkan bentuk dan struktur yang relative
berbeda.
1. Amoeba
Amoeba salah satu contoh kelas Sarcodina memiliki ciri –
ciri, terdapat amoeba yang dibungkus oleh cangkang dan tanpa cangkang, memiliki
bentuk yang selalu berubah (tanpa cangkang) asimetris yang Susunan tubuh
bersifat monoseluler, selalu berubah – ubah sesuai keadaan, memiliki protoplasma
terdiri dari plasmolemma, lapisan luar membrane sel ektoplasma (lapisan
protoplasma yang bening), endoplasma
yang berbutir – butir, di dalamnya terdapat inti sel yang mengatur
kegiatan sel, vakuola makanan yang mencernakan makanan karena mengeluarkan
enzim dengan system pernapasannya Bernapas dengan mengambil oksigen melalui
permukaan tubuhnya dengan difusi.
a.
Ordo
Foraminifera
Foraminifera termasuk hewan
yang mempunyai cangkang yangn ukuran mendekati 1mm. Cangkang yang dihasilkan
oleh hewan ini umumnya terdiri dari bahan kitin atau kapur. Beberapa cangkang
terbentuk dari bahan gelatin atau silika , yang lain berasal dari bahan dari
luar yang direkat menjadi satu. Ada dua tipe foraminifera, yakni yang
tidak berlubang-lubang dan yang berlubang-lubang. Yang pertama mempunyai lubang
tunggal,melalui lubang ini menjulur kaki semu. Yang kedua,sebagai tambahan ,
banyak lubang dan melalui lubang-lubang ini suatu jaringan kaki-semu menjulur.
Melalui lubang-lubang tersebut,protoplasma menjulur keluar dan mengkerut
kembali. Gerakan seperti disebut streaming yang menciptakan kaki-semu
dan yang selalu bergerak,inilah sifat khas dari kelas ini. Sebagian besar foram
adalah hewan laut dan hidup didalam lumpur. Didalam jumlah yang besar mereka
membentuk nenes atau lumpur. Foraminifera dapat digunakan untuk
menentukan suhu air laut dari masa ke masa sejarah bumi. Makin rendah suhu pada
zaman mereka hidup,makin kecil dan makin kompak ukuran selnya dan lubang
protoplasma makin kecil.
b.
Ordo Radiolaria
Ordo ini hanya hidup di laut. Hewan ini umumnya mempunyai
bentuk cangkang terdiri dari silika dan bentuk bulat. Kerangkanya berupa
jejaring yang halus. Ukuran umumnya kecil,kurang dari 2mm. Kaki semu dan
kebiasaanya sama dengan foram. Sifat khas hewam ini adalah kerangkanya terdiri
dari silika yang tidak larut dilapisan perairan jeluk.Tidak seperti kerangka kapur ditempat itu.
(Kasijan
Romimohtaarto: 2009).
2.2.2.
Kelas
Ciliata/Infusoria
Kelas Ciliata
memiliki ciri – ciri, yaitu seluruh tubuhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia
atau rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau beberapa
mikronukleus, kelas ciliata bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan
melintang, makronukleus membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus secara
mitosis, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi yaitu bersatunya dua
individu, ada yang parthenogenesis tidak berkonjugasi, melainkan secara
autogami yaitu fusi (endomoksi) atau peleburan dua nukleus dalam sel
hewan itu sendiri, tubuhnya dilindungi pelicula, dan habitat
adalah air tawar air laut, tanah, atau ektro maupun endoparasit, dan nutrisinya
yaitu holozoik, bakteri, alga, dan lain – lain.
Cilliata dianggap sebagai protozoa yang paling maju
evolusinya. Struktur organel yang lebih rumit yang dimiliki tak tertandingi
oleh protozoa – protozoa lainnya. Hampir semua cilliata memiliki sebuah
mikronukleus, yang merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang akan
diwariskan, dan mikronukleus yang mengandung banyak salinan materi genetik.
2.2.3. Kelas Mastigophora atau flagellata
Kelas Mastigophora memiliki ciri – ciri yaitu mempunyai
satu flagella atau lebih
yang berfungsi untuk bergerak atau menangkap makanan. Nukleusnya hanya ada satu
, bereproduksi umumnya aseksual dengan membelah menjadi dua bagian, tidak
ada konjugasi dan habitatnya hidup bebas di air tawar, air
laut, dan ada yang parasit. Ada yang membagi kelas ini menjadi dua anak kelas yaitu jenis seperti
tumbuh-tumbuhan dan jenis seperti hewan
2.2.4. Kelas Sporozoa
Sporozoa (spora = alat
reproduksi) yang dapat tumbuh menjadi individu baru. Semua protozoa yang tidak
memiliki alat gerak khusus dan berkembang dengan spora. Untuk kelas Sporozoa adalah protozoa parasitik yang biasanya berpindah dari
satu inang ke inang yang lain dalam tingkat spora. Umumnya spora berupa benda
seperti biji dengan bungkus yang dinamakan sporosista. Sporozoa
merupakan hewan parasitik yang terluas sebarannya diantara hewan-hewan
parasitik. Hampir setiap kelompok besar hewan dalam dunia hewan mempunyai
anggota yang dijangkiti oleh satu jenis Sporozoa atau lebih. Infeksi umumnya
terjadi pada kelompok-kelompok hewan tertentu dari vertebrata, arthropoda, mollusca dan vermes, dan kurang umum diantara echinodermata,
coelenterata dan Protozoa sendiri.
2.2.5. Kelas Suctoria
Bentuk muda hewan
ini mempunyai cilia yang oleh karena itu beberapa ahli memasukkannya dalam
kelas ciliata. Bentuk dewasanya hidup mandiri, mempunyai tentakel dan
melekat pada sesuatu benda dengan tentakelnya. Beberapa jenis bersifat
parasitis. Tentakel berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak mempunyai
cilia. Cara makannya bersifat holozoik. Reproduksi dengan pembentukan
tunas-tunas. Adapun contoh hewan dari kelas ini yaitun Acineta dan Ephelota.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Taksonomi Invertebrata tentang filum
protozoa dilaksanakan pada hari Senin, 09 Maret 2015 pada pukul
10.35 WIB, di
Laboratorium Zoologi STAIN Batusangkar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang akan digunakan dalam
percobaan yaitu mikroskop biasa, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu air rendaman
jerami, air kolam dan air sungai.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu menyiapkan macam-macam air yang diduga
mengandung protozoa. Kemudian mengamati
dibawah mikroskop sample tersebut diatas dan menggambar protozoa yang ditemukan dan beri keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Euglena viridis
Gambar euglena sp
|
Klasifikasi
|
|
Kingdom:
Animalia
Phylum : Protozoa
Divisi :Eugnelophycota
Class :
Euglenoidea
Ordo
: Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus :
Euglena
Species : Euglena
Viridis
Author : Ehrenberg,1830
|
4.1.2
Morfologi Euglena Sp
Euglena
memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel Euglena
viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing
dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang
digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena juga memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena
memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat
inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna (Sugiarto Suwignyo,2005).
4.1.3
Anatomi
Euglena memiliki
satu flagella yaitu ekor sebagai alat
gerak, satu panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis
dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila
terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak
secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini
dimulai dengan membelahnya
nukleus
menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi
menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel Euglena baru. Sistem
sirkulasi Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya.
Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel.
Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
4.1.4
Habitat
Euglena
berhabitat di
air tawar dan melimpah di daerah , seperti di kolam peternakan atau
parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran binatang (Wildan Yatim,
2003).
4.2 Paramecium
Gambar paramecium
|
Klasifikasi
|
|
Kingdom : Animalia
Phylum :
Protista
Class
: Ciliatea
Ordo :
Peniculida
Family
: Parameciidae
Genus
: Paramecium
Species
: Paramaecium caudatum
Author : Ehrenberg, 1996
|
Perbesaran : 40 x
4.2.1
Morfologi
Paramecium
caudatum memiliki bentuk yang tetap karena terdapat pelikel, di sekeliling tubuhnya
di penuhi oleh ilia/bulu getar yang mana cilia ini berfungsi sebagai alat
geraknya. Seperti telah disebutkan bahwa Protozoa
kelas cilliata mempunyai dua macam
inti, yaitu:
1. Makronukleus (inti besar), berfungsi untuk
mengatur kegiatan tubuh seperti bergerak, mencerna makanan dan lain-lain atau
disebut juga sebagai fungsi vegetatif.
2. Mikronukleus (inti
kecil), berfungsi untuk perkembangbiakan atau fungsi generatif.
Paramecium
memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau
rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus, Paramecium bereproduksi
secara vegetatif dengan pembelahan melintang, makronukleus membelah secara amitosis
sedangkan mikronukleus secara mitosis.
Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat
digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi
permukaan tubuh. Paramecium bergerak
dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat
gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
4.2.2
Anatomi
Bentuk sel pada paramecium
seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau
lebih,dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus
sebagai konjugasi . Habitat Paramecium pada
air tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan
aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh
tubuh . Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat vakuola makanan
banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan
salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar
50-350 ɰm. Paramecium telah
memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista
ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti
kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi,
dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara
aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium
Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika
menggunakan mikroskop. Mereka
menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air
keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri
bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan
yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut
yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah
vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral
mengandung celah mulut. paramecium bereproduksi secara aseksual dengan
pembelahan transversal (Radiopoetro. 1986).
4.3 Volvox
globator
Gambar
volvox sp
|
Klasifikasi
|
|
Kingdom:
Animalia
Filum
: Protozoa
Class
: Phitomastigophora
Ordo
: Phytomonadina
Family :
Phytomonadideae
Genus : Volvox
Spesies :
Volvox globator
Author
: Carl Linnaus ,1958
|
Perbesaran
40 x
4.3.1
Bentuk tubuh
Bentuk tubuh hewan ini pada
umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari Volvocida antara lain adalah Volvox globator. Ciri–ciri dari Volvox
antara lain hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari
ribuan sel yang masing – masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki
inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel
memiliki eyespots, lebih maju dekat anterior, yang memungkinkan koloni untuk
berenang menuju cahaya. Ciri-ciri Volvox antara lain koloninya terdiri
dari ribuan individu bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagela setiap sel memiliki inti, vakuola
kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang
protoplasma membentuk hubungan fisiologis
4.3.2
Habitat
Sebagai plankton di dalam air tawar, serta ada yang
terdapat pada air
genangnan dan persawahan
4.3.3
Fisiologi
1.
Sistem Repropduksi
Perkembangbiakan seksual secara
Oogami, aseksual dengan
pembelahan sel membentuk koloni.
2.
Sistem Pernapasan
Respirasi
terjadi secara aerob atau anaerob. Pada aerob terjadi
oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara osmosis dan difusi melalui
seluruh permukaan tubuh aerob pembongkaran zat
komles jadi zat enzim. Proses pernapasan dengan masuknya oksigen dan keluarnya
karbon dioksida berlangsung dengan cara difusi di permukaan tubuh
3.
Sistem Pencernaan
Antara satu
sel dengan sel lainya yang saling berdekatan dihubungkan oleh benang-benang
sitoplasma, makanan dari sekitar ditangkap dan sintesis oleh sel sel vegetative
4.3.4
Anatomi
Volvox
globetor terdiri atas ratusan sel yang digabungkan oleh suatu
jalinan plotoplasma. Sebagian besar sel-selnya mempunyai titik mata, klorofil, vakuola kontraktil, dan dua flagella. Sel-sel tersebut disebut sel
somatis
4.3.5
Morfologi
Spesies ini
berbentuk bola yang berongga dan rongga itu berisibubur cair, pada dinding
bagian luar tertanam 3-17 ribu sel secara individu dan memiliki dua flagel pada
setiap sisi tubuhnya yang berfungsi sebagai pergerakan (Halang Bunda, DKK. 2013) .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
ini adalah sebagai berikut satu organisme yang tergolong protozoa yang dapat diamati adalah Euglena sp yang
memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel,
memiliki alat gerak flagell berupa ekor.
Sistem sirkulasi Euglena mengambil zat organik yang terlarut di
sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui
membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam
sitoplasma. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif,
yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan
membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya
flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua.
Organisme yang terdapat pada air kolam adalah paramecium . Paramecium pada air
jerami, memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu
makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus, Bentuk sel pada paramecium
seperti sandal (alas kaki). Habitat paramecium pada air tawar yang
berenang atau bergerak merupakan spiral. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell . 2003. Biologi jilid 3. Erlangga: Jakarta
Halang Bunda. DKK. 2013. Penuntun Praktikum Zoologi
Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.
H Fried George.
Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 2006.
Maskuri Jasin . 1992 . Zoologi
Invertebrata . Surabaya : Sinar Wijaya
Radiopoetro.
1986. Zoologi . Erlangga : Jakarta.
Sugiarto
Suwignyo . Avetebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Wildan Yatim.
2003. Kamus Biologi. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar